Siapa yang ngga suka belanja daring (online)?
Kalau ditanya itu pasti 95% menjawab : SUKA.... siapa yang ngga, tingal ketuk-ketuk di ponsel pintar, walaaah tinggal tunggu barang datang. Harga kompetitif, ga perlu berdesakan, ditambah masa pandemik ini yang menyebabkan ruang gerak terbatas, jadilah booming persoalan belanja daring.
Tapi pernah ga memikirkan efek sampingnya?
Ya selain saldo menipis karena harus secara berkala top-up metode pembayaran. Ada efek lain yang timbul yang ga kita sadari, yaitu : SAMPAH PLASTIK!!!!
I hate plastic-bag.. apalagi kresek item yang udah berkali2 melalui proses daur-ulang. Tapi ga hanya itu, saya memang sebel banget sama kantong plastik. Pernah saya bahas di postingan lalu, cek lagi deh. Karena apa saya benci kantong plastik? Karena pengolahan limbah kantong plastik belum dijalankan secara benar di Indonesia. Setelah minimarket dilarang menggunakan kantong plastik, dengan boomingnya era belanja daring, penggunaannya malah makin "boom". Ya tapi kalau ga dibungkus dengan plastik mau dengan apa lagi? ya sihhhh.. belum ada solusi juga.
Apa perlu dikurangi belanja online-nya?
Well, sempat terpikirkan. Jadi untuk hal-hal kecil yang bisa kamu temui di toko tetangga. ya ga usahlah belanja daring. Tapi harganya mahal kak... ya hitung2 nolong tetangga, selisih dikit anggap aja sedekah.
Iyaaa. ngomong gampang, tapi pelaksanaannya ga segampang itu ferguso...
well, I said I won't be easy. Mengurangi sesuatu yang kita lagi "candu" itu memang susah. Sesusah menghindari gorengan abang-abang trus inget hitamnya warna minyak, akhirnya ngga jadi beli kan...samalah kayak racun belanja daring ini. Ngga bisa langsung "cut" tapi sedikit demi sedikit. Saia lagi coba juga nih ke diri sendiri. Inget aja itu tumpukan kresek mau dikemanain? ujungnya dibuang ke tempat pembuangan sampah, la iya klo di kota, nah di kampung macam rumah bibi saia, pasti buangnya ke sungai atau dibakar (Oh.. Nooooo)
Saya ga bilang ga boleh, tapi yuk kita kurangi... demi lingkungan, demi bumi 👍
Deal ya.. 😉
kadang ya kalau penjualnya udah berusaha meminimalkan sampah plastik, di bungkus dus disumpel kertas bekas, pas di kurirnya tiba-tiba dibungkus plastik juga. tp skrg udah banyak sih yang jual kantong dari singkong, smoga nanti-nanti harganya bisa makin murah
ReplyDeleteBener kata Mila, kadang yang nambahin plastiknya itu di kurirnya. Mungkin memang perlu diusulin ya jenis packaging yang diinginkan. Sudah ada beberapa material pembungkus yang bersumber dari serat alam, cuma memang belum jamak digunakan
ReplyDeletecanlı sex hattı
ReplyDeletehttps://girisadresi.info/
salt likit
salt likit
B7ZSBZ