Wednesday, June 5, 2013

Orang Baik itu Istimewa

Postingan berikut, ada satu paragraf yang saya copas dari ROL.


Sudah menjadi kebiasaan antara saya dan swami buat bertukar cerita selepas rutinitas harian, kadang kejadian lucu yang ditemui dikantor atau disepanjang perjalanan pergi-pulang kantor, kadang kejadian menyebalkan, kadang juga kejadian mengharukan. Biasanya saya sih yang lebih banyak omong, dan dia selalu bertindak sebagai pasangan yang baik, tidak hanya mendengarkan kadang meng-iya-kan tindakan yang saya (kadang) frontal.

Sebagai contoh, beberapa hari ke depan, bos GEDE.... iya bos gede banget bakal berkunjung ke kantor saya. Udah bisa nebak sih, beberapa yang suka "showing" bakal grabak-grubuk. Salah satunya atasan saya, trus dia minta saya buat ngurus masalah bikin panggung. Woot? is that written on my (unpublished yet) jobdesc? Berhubung kemarin2 itu saya beneran agak sibuk karena bertepatan dengan tutup bulan. Dengan pasti saya tolak! Dan sudah beberapa kali saya menolak mengerjakan hal2 yang tidak tercantum di jobdesc, salah satu yang saya ingat ketika dia meminta saya untuk membuat quality objective department. Sebenarnya penolakan itu bermuara akan ketidakjelasan status saya sebagai pekerja, SK tidak ada, Jobdesc tidak jelas. Jadi apapun yang dia suruh jika menurut saya tidak sesuai dengan kapasitas saya di warehouse dengan tegas akan saya tolak.

Dan bila saya bercerita tentang itu, swami saya dengan sabar mendengarkan, manggut2 kadang berujar, "iya neng, jangan mau", seolah menyetujui dan mendukung tindakan saya. Dan saya merasa diatas angin. Sampai malam itu dia menyodorkan tabnya dan meminta saya membaca sebuah artikel. Makjleb... saya tertohok, memang saya  merasa sudah dikhianati dengan ketidakjelasan status saya sebagai pekerja, tapi seharusnya hal itu tidak membuat saya menjadi orang tidak baik. Bersikap sinis dengan atasan atau dengan yang lainnya gara2 "pengkhianatan" mereka. Saya tidak berani berjanji untuk berubah, tapi saya berusaha utk tetap menjadi orang baik. karena orang baik itu istimewa :)


Jadi, jangan lelah berbuat baik meski tidak ada orang yang melihat dan memujinya. Jangan lemah semangat meski kebaikan kita tak diakui bahkan mungkin dikhianati oleh manusia. Kita berbuat baik adalah karena kita ingin menjadi manusia istimewa di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Makasih hubby buat sharing artikelnya......lop yu :-*



6 comments:

  1. ihik...nitip artikel
    http://tausyiah275.wordpress.com/2007/03/04/jangan-menyesal-berbuat-baik/

    ;-)

    ReplyDelete
  2. aku juga gak punya jobdesc, brarti musti baca itu juga ya, neng? hihihiii

    ReplyDelete
  3. kadang suka ambigu juga sih say.
    gag ada di jobdesc kadang bisa jadi jobdesc yang mungkin akan dilimpahkan ke kita atau memang bener2 ga ada tuh kerjaan.

    kalo saya sih, tergantung berapa bayarannya.
    kalo misalnya worthed, di luar jobdesc apapun bisa dikerjakan
    *uang berbicara*
    ahahaha...

    btw, boss besar itu si ARB bukan? :D

    ps. templatenya ganti ya?
    deuhhh seger banget ngeliatnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hooh... ARB, quinie.... tuh tenda udah terpasang di lapangan upacara.
      issunya kegiatan di pabrik satu hari terhenti menyambut kedatangan blio :D

      Delete

Mau Komen2 Boleh, asal jangan nyepam yak!!!