Thursday, July 3, 2008

Mari berburu kamera digital





Tukang jalan ngga punya kamera... maluw kamuh.. maluuuw...
bukan malu lagih tapi aib.. mati segan hidup tak mau..hiks... itulah keadaan saya sekarang tanpa slogan "mati segan hidup tak mau" yaa.... Emang siy jadwal nge-trip blom banyak, tapi dipastikan Juli ini adalah permulaan, walo ngga bakal lama karena september-nya udah mulai puasa curhat dikit :p .

Well, setelah ditinggal oleh si S5is bulan lalu, saya pun disibukkan oleh aktifitas mencari pendamping hidup kamera pengganti yang lain. Syaratnya gampang kok, ber-ISO cukup besar, ber-Optical zoom yang cukup, slim, berkekuatan minimal 7 MPixel, harga dikisaran 2.5juta dan anti-rusak yey mana ada barang yg anti rusak :p , ya pokoknya minimal itu dulu lah. Hunting sana-sini, tanya sana-sini, sampe nanya jg sama mbah google, tapi bukan jawaban yg ditemukan malah kebingungan yang melanda.

Sebenarnya pada awalnya ISO besar ngga masuk dalam kriteria saya. Kriteria awal adalah saya pengen kamera digital yg lensanya ngga nonggol keluar dan yg model2 tipis. denger2 itu tehnologi baru.. so jadilah pada awalnya saya berburu dg kriteria tersebut. Ditemukan 2 merk sebenarnya 3 tapi olympus ngga masuk itungan *dulunya* yaitu Sony T-series dengan Nikon S-series. Saya perlahan singkirkan Sony, krn ternyata muahaaaal sekali, ya sebanding siy sama tehnologi yang menyertainya. Jadi pandangan saya alihkan ke Nikon S52c, lengkap dengan fasilitas wifi hmm.. klo dipikir2 buat apa ada wifi dikamera? mo langsung aplot foto kah?! eniwei, ternyata seri itu blom masuk di Indo,yg ada hanya S51, fitur sama beda di MP-nya ajah. Pertama pegang S51 itu di ambas dan terasa ringan, dibandrol dengan harga Rp 1.980rb plus SD 1Gb. Sempat merasakan chemistry dengan S51 tapi saya masih ragu. So.. say goodbye to it dan hunting lagih...

Seninnya onlen di YM! cuman buat surpei dan minta masukan ke sesama tukang jalan, hasilnya bikin tambah bingung. Secara mereka amat mengagung2kan ISO.
"Penting ya?" pikir saya.
"Penting, Dev, dengan ISO lo bisa ambil gambar ditempat gelap tanpa blitz"
Hmm... sejak saat itu, ISO masuk dalam kriteria saya.

Ternyata kamera digital yang mengusung ISO tinggi itu didominasi oleh Sony Series dengan ISO 3200 , tapi tanpa dilengkapi oleh optical zoom yang memadai apalah artinya iso tinggi tanpa optical zoom?? so terpaksa saya lepas Sony dan beralih ke Panasonic TZ-series, ISO 1250, optical zoom 10x, slim dan batere lithium.. hmm nyaris mendekati dengan yg saya inginkan, apalagi setelah baca dpreview saya makin yakin utk meminang si panasonic ini. Tapi... yups, ada tapinya.. :D ketiadaan view-finder yg membuat saya berpikir dua kali.

Minggu lalu, bertepatan dengan kopdar chipok di Margocity, saya ketemu dengan Soleh.. Pak bos ini termasuk sesepuh dibidang kamera. Saya pun minta saran2 dong ke sesepuh ini, sambil ngejajal SLR-nya juga.. hwaaa.. enak banget pake SLR *mupeng* hasil foto saya dengan SLR pinjaman bisa di klik disini *eh kok ngelantur, maap* :d dan mbah ini hehehehe menyarankan antara olympus dengan canon atau sony... secara saya ogah balik ke pacar lama (canon -red) jadi lingkupnya mengecil antara olympus dan sony yaiiiks.. balik lagi ke sony
"Nah sekarang tinggal selarasin sama kebutuhan lo, pengen ISO gede atau gimana?"
"ISO gede , noise gede lo, Dev" sesaat saya berpikir: "hmm sepertinya saya meminta saran pada orang yg benar"
"Pas ke lombok kemarin, hasil foto olympus bagus lho.. biru langitnya dapet, dan water proof, mendingan lo ambil itu aja.. jangan kemakan ISO walo itu jg ga bisa dihindari. Lha SLR gw aja cuman 1600"
"Tapi Sony W-series juga bagus , Dev..klo lo jarang outdoor mending ambil sony daripada olympus, yg perlu diwaspadai hanya satu, kartu memori sony itu muahaaal..hihihi" wah ga konsisten....dan pikiran ttg orang benar tadi mendadak lenyap

Akhirnya, sampai postingan ini diturunkan, saya blom memutuskan akan meminang yg mana, tapi inceran siy udah ada, antara Olympus 795SW dengan Sony W150 tetep masukan dari pakar yg saya terima. Masih bingung diantara 2 itu, kenapa siy kalian ngga bergabung menjadi satu? Dan kapan saya bisa hunting sungguhan? hunting disini bermakna, mendatangi toko kamera dan langsung transaksi secara 2 minggu ini agenda udah fully-booked *sigh*

3 comments:

  1. ya.. mudah-mudahan cepet dapet apa yang diincer dan "ngena" di hati.

    salam,
    salwangga

    ReplyDelete
  2. kalo gue mah diajarin pepatah yg mengatakan: "yg penting the man behind the gun", kalo alatnya bagus dah hasilnya bagus mah wajar, cuman kalo ngejar alat mah gak akan ada abisnya =)

    ReplyDelete
  3. @palungsalwangga: yups, tengkiyu... still hunting neh



    @rey: salah atuh , jeng.. harusnya "..the women behind the gun"
    heuheuheuheu...
    tapi kan gw dah menetapkan pilihan *winkz*

    ReplyDelete

Mau Komen2 Boleh, asal jangan nyepam yak!!!