gedung bioskop itu gelap, dingin dan kadang membosankan (?) eh ga juga sih tergantung filmnya atau malah tergantung siapa pasangannya xixixixi *dipentung*. bioskop akrab ditelinga saya menjelang masa pubertas, eh tapi ga juga ding *idiih ngga konsisten :p*..secara waktu saya SMA ngga banyak film bagus yang beredar. pertama kali ke bioskop, waktu jaman esde.. lupa judul filmnya, tapi yang pasti merupakan salah satu kegiatan "wajib" dari sekolahan. hmmm tapi rasa-rasanya kata "bioskop" baru akrab setelah tahun 2000an gitu, atau saya aja yang kuper (doh)
eniwei, beberapa waktu yang lalu, saya nonton GI Joe dengan salah seorang
kala lain, kejadiannya pun baru-baru ini, nonton film yang bertema "agak dewasa" sebelah saya kebetulan satu keluarga yang terdiri dari ibu, kakak dan sang adik yang mungkin umur si adik baru menginjak 6-7 tahun, sekilas saya dengar sang adik bertanya " ini film vampire ya?" dan dijawab oleh sang kakak " iya, ini film vampire". Eh??? kok bohong, saya membatin, secara film yang saya tonton menayangkan adegan "kissing" dan "hugging" yang memang sesuai dengan tema film. buat saya yang emang "dewasa" *halaaaah* ga masalah lah dengan adegan itu, pun orang-orang lain yang saya "rasa" cukup dewasa (unsure) tapi utk adik kecil disebelah saya mungkin itu masalah, dimana sang ibu dan kakak secara bergantian menutup atau sekadar menyuruh si adik utk menutup mata bila 2 adegan itu berlangsung, jadi yang ada selama adegan itu sang adik menutup mata dan bila dirasa lama, dia akan berteriak " udah blom..?" awalnya suaranya kecil eh kok lama-lama seperti main petak-umpet yaa......dan saya, mungkin juga beberapa pengunjung bioskop mulai terganggu dengan aktifitas sang adik kecil itu.
yang baru-baru ini terjadi adalah, ketika saya menonton "Sang Pemimpi" bersama Ratu, banyak orang tua yang mengajak anaknya yang masih berusia balita utk menonton film itu, dan ketika lampu mati, ada seorang anak yang saya dengar bertanya pada orang tuanya "film ini yang ada buayanya ya?" dan sang orang tuapun meng-iya-kan. saya jengkel banget dengarnya, kenapa siy harus bohong pada anak kecil... dan akibatnya ketika sang anak tidak menemukan buaya hingga film setengah main, sang anak pun rewel, nangis, pengen pulang... dan (lagi) saya terganggu.
Saya mungkin tidak patut menilai sikap "keegoisan" seseorang, pun saya blom berstatus sebagai orang tua, tapi kenapa siy, hal-hal seperti "berbohong" pada anak demi kesenangan orang tua harus dilakoni? contoh digedung bioskop salah satunya. buat saya pribadi, gedung bioskop bukanlah tempat yang tepat untuk anak-anak, selain memang blom cukup dengan umur mereka, pun aktifitas mereka yang cenderung tidak bisa diam, akan menganggu orang lain yang memang sengaja datang ke gedung bioskop utk menonton.
note : gambar diambil tanpa ijin dari sini
satu hal lagi, terkadang ortu suka cuek dengan label film, udah jelas disebutkan untuk 13 tahun ke atas, eh anaknya yang masih kecil juga diajak. cilakanya penjaga bioskop pun tidak melarang.
ReplyDeleteiya pak ketu, itu juga yg saya sesalkan :(
ReplyDeletejiahhh komen gw yg pertama kaga masuk ye :(
ReplyDeletesemoga tulisan inidibaca oleh para ibu di Indonesia, sehingga dapat menjadi pengingat bagi mereka untuk hanya membawa anak2 ke BIOSKOP jika hendak menonton film anak2 saja.
nice post sist :)
kalo orang tua boleh nonton film buat anak,mestinya anak juga boleh nonton film buat orang tua dong! mesti seimbang!!
ReplyDelete*kabur sebelum ditimpuk*
@niQue : setuju! pelajaran buat kita, para calon ibu :)
ReplyDelete@Fahmi : (taser)
(doh) gua kelewatan banyak postingan lu yak? sorrryyy... rada ribed nian nih :((.
ReplyDeletesebenernya, gua bt kalo bioskop penuh ama anak2, berisiiiikkkk, tapi karena kita nontonnya pilm SP, so gua pura2 ga denger ajah lah...
next time nonton lagi dengan massa yang lebih banyak. hm... di be blog, kita bagian pemeriah ajah yak? xixixi
nice have partner like you