Monday, April 7, 2008

antara lampu teplok dan minyak tanah

Semalam, rumah saya mati lampu... dan itu adalah hal yang biasa, secara tinggal di perkampungan dan lingkungan nan mewah :D (baca: mepet sawah) jadi hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah...... dan sebenarnya bukan hanya semalam aja, tapi pagi harinya pun, daerah saya pun mengalami mati lampu... bisa dibayangkan gimana hidup tanpa listrik? uugh.. bete abiisss dah gitu pake acara telepon ngga nyala dan hengpon yang low-batt.


Mati lampu disiang hari tidak begitu terasa, secara Allah masih memberikan 'penerangan' gratis melalui sinar matahari, tapi begitu malam menjelang.. mulai lah 'penerangan' buatan yang bekerja. Segala bentuk jenis hal yang mengeluarkan cahaya dijejerkan, mulai dari lilin, lampu teplok sampe yg rada modern dikit : "emergency lamp" dan bukan kebetulan pula kalo rumah saya memanfaatkan ketiga jenis "produk" itu.


Malam semakin tinggi, nyala lampu teplok dikamar semakin 'terlihat' berjaya dengan sinarnya, sempat terbersit pikiran, gimana nasibnya para perajin lampu teplok seiring dengan kebijakan pemerintah ttg pembatasan penyaluran minyak tanah. Secara, minyak tanah adalah 'makanan' utama dari lampu teplok, apa kabarnya lampu teplok nanti? apakah jadi cuman sekadar pajangan? atau bisa sebagai bukti sejarah? --- pusing klo ikutan mikir negara heuheuheuheu...






gambar diambil tanpa ijin dari sini

No comments:

Post a Comment

Mau Komen2 Boleh, asal jangan nyepam yak!!!